"Sekarang pertanyaannya, hal apa yang benar-benar absolut di alam ini?"
Setitik cahaya muncul ketika Einstein mengemukakan tentang teori relativitasnya tentang suatu hal yang absolut. Dengan ini, para ilmuan dapat menyadari bahwa cahaya-lah satu-satunya hal yang paling absolut di alam ini. Kecepatan cahaya akan sama dimanapun sekalipun berada di tempat yang memiliki super-masive gravitation seperti Black Hole. Seorang yang berdiri dibumi dengan seorang yang berdiri dibulan akan setuju dengan kecepatan yang mereka ukur dari tempat mereka masing-masing itu. Kekonsistenan sifat yang dimiliki cahaya ini adalah bukti berharga bahwa alam ini memiliki suatu pola yang baku.
"....Dan apa hubungannya dengan Parallel Universe?"
Kita sudah bisa menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah sebuah keseimbangan yang memiliki keterkaitan, termasuk kehidupan. Binatang dan tumbuhan adalah fenomena keterkaitan dan keseimbangan yang paling mudah dibuktikan dengan simbiosis mutualisme pada rantai makanan. Namun, bagaimana dengan manusia? memang, antara manusia, binatang dan tumbuhan juga memiliki suatu keterkaitan. Tapi dalam kasus ini hanyalah manusia yang memiliki suatu kelebihan dan seharusnya memang harus ada yang memilikinya juga, sebagai suatu penyeimbang. Lantas, bagaimana kehidupan manusia dapat terjadi tanpa suatu penyeimbang?
Edward Witten dalam teorinya yang bernama M-Theory megemukakan bahwa suatu partikel yang dinamakan String memiliki sifat yang fundamental yang artinya tidak dapat dibagi lagi. Disini juga disebutkan bahwa String memiliki panjang saja atau berdimensi satu, namun ada String lain yang memiliki dua dimensi berbentuk lembaran tipis tanpa ketebalan yang disebut 'brane'. String pertama, hanya memiliki satu dimensi dan memiliki dua ujung yang bebas tertambat pada String lain yang memiliki dimensi yang lebih. Begitu juga dengan String dua yang bebas tertambat pada String tiga, dan seterusnya (anggap seperti saling membungkus).
Dalam M-Theory dijelaskan bahwa ada sepuluh dimensi ruang dan satu dimensi waktu di alam ini. Kehidupan manusia ada pada String ke tiga. Apa buktinya? Buktinya adalah tiga dimensi ruang yang tempat kita berada yang memiliki sumbu x, y, dan z. Karena sifat dari String itu saling membungkus, tentu dimensi yang lebih rendah akan terlihat atau eksis dalam dimensi diatasnya.
Sekarang kita dapat mengerti bahwa kita tidak sendiri, segalanya yang kita lakukan akan terlihat di alam sana yang memiliki dimensi diatas kita. Begitu juga dengan ajaran pada beberapa agama yang meyakini bahwa apapun yang terjadi pada dimensi kita akan terlihat pada alam diluar dimensi kita. Sekarang sudah terbukti secara sains, walaupun masih belum dipercayai oleh sebagian orang tentang keberadaan alam lain ini.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana dimensi kita dapat berhubungan dengan dimensi lain? Jawabannya kematian. Entah apa yang mendasari saya beranggapan bahwa kematian adalah suatu jembatan yang menghubungkan antara string satu dengan string lainnya. Mungkin ini disebabkan kepercayaan yang saya anut tentang konsep kematian itu sendiri.
Penjelasan yang sedikit logis tentang kematian itu yang saya miliki adalah saat kita mati, arwah keluar dari jasad kita yang berdimensi tiga. arwah kita berdimensi nol, sehingga memiliki kebebasan untuk berpindah dari satu dimensi ke dimensi lain.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana kita dapat mengendalikan dan meguasai pola perpindahan itu. Dalam kata lain kita dapat berpindah dari dimensi satu ke dimensi lain tanpa harus melewati kematian itu. Entah dengan mengubah kita menjadi nol dimensi dengan menciptakan suatu forsa super-masive gravitation yang dapat mengubah sifat alami kita yang berdimensi tiga atau dengan cara lain yang tentunya tidak se-sederhana yang saya jelaskan tadi.
No comments:
Post a Comment