Sunday, September 9, 2012

Parallel Universe, Another World?

Parallel Universe atau yang biasa disebut dengan "Dunia Parallel" adalah suatu fenomena metafisika yang saat ini sangat ramai diperdebatkan oleh para ilmuan diseluruh dunia. Fenomena ini terjadi atau lebih tepatnya "tersadari" oleh para ilmuan yang mempelajari penerapan lebih lanjut tentang Teori relativitas khusus yang dikemukakan oleh Einstein berpuluh-puluh tahun sebelumnya. Inti dari fenomena ini adalah ditemukannya sebuah kehidupan yang diluar dimensi kehidupan manusia yang berjalan searah. Banyak presepsi berbeda yang muncul atas penjelasan ini. Salah satunya mungkin berkaitan tentang kehidupan ghaib yang dipercayai oleh beberapa agama akan keberadaannya. Walaupun kepercayaan itu mungkin tanpa penjelasan yang logis, tidak sedikit dari mereka yang benar-benar meng-imaninya.



Para ilmuan telah mempelajari apa saja yang dapat membuktikan eksistensi dari kehidupan parallel. Salah satunya adalah waktu. Mungkin pada awalnya mereka beranggapan bahwa dimensi waktulah yang menjadi inti dari penelitian ini. Banyak pertanyaan dan pernyataan yang muncul mengenai fleksibilitas waktu terhadap berbagai keadaan, dan peran waktu dalam seluruh komponen kehidupan. Persepsi yang muncul adalah sifat waktu yang absolut. Namun persepsi itu akan dapat terbantah jika kita jeli mengamati fenomena-fenomena yang ada. Sebagai contoh, waktu sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Pengaruh ini terjadi karena sifat gravtasi yang membuat dimensi ruang menjadi melengkung yang megakibatkan perubahan pada dimensi waktu. Hal ini dapat terbukti dalam eksperimen pada sebuah jam atom. Waktu berjalan lebih lambat didekat sumber gravitasi dibanding jauh darinya. Hal ini tentunya menjadi sebuah evaluasi penting bagi para ilmuan yang menyadarkan mereka akan sifat waktu yang absolut adalah salah.

"Sekarang pertanyaannya, hal apa yang benar-benar absolut di alam ini?"


Tentu pertanyaan itu adalah hal terpenting yang harus terjawab dengan tepat sebelum mereka dapat memberikan bukti akan eksistensi dari Parallel Universe.

Setitik cahaya muncul ketika Einstein mengemukakan tentang teori relativitasnya tentang suatu hal yang absolut. Dengan ini, para ilmuan dapat menyadari bahwa cahaya-lah satu-satunya hal yang paling absolut di alam ini. Kecepatan cahaya akan sama dimanapun sekalipun berada di tempat yang memiliki super-masive gravitation seperti Black Hole. Seorang yang berdiri dibumi dengan seorang yang berdiri dibulan akan setuju dengan kecepatan yang mereka ukur dari tempat mereka masing-masing itu. Kekonsistenan sifat yang dimiliki cahaya ini adalah bukti berharga bahwa alam ini memiliki suatu pola yang baku.



Suatu pola yang baku akan memiliki sifat konsisten dimanapun dan kapanpun. Sekarang, dengan penjelasan diatas saya sudah memiliki mindset bahwa alam ini memiliki suatu pola yang tak terbantahkan dan tanpa pengecualian. Salah satu hukum alam yang kita ketahui adalah keseimbangan dari semua yang terjadi di alam ini. Bumi akan konsisten mengelilingi matahari tanpa terpental keluar lintasan maupun tertarik gravitasi matahari berkat keseimbangan gaya sentripetal dan sentrifugar yang terjadi. Itu hanya salah satu contah bahwa semua yang ada di alam ini memiliki keterkaitan maupun keseimbangan.
  
"....Dan apa hubungannya dengan Parallel Universe?"

Kita sudah bisa menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah sebuah keseimbangan yang memiliki keterkaitan, termasuk kehidupan. Binatang dan tumbuhan adalah fenomena keterkaitan dan keseimbangan yang paling mudah dibuktikan dengan simbiosis mutualisme pada rantai makanan. Namun, bagaimana dengan manusia? memang, antara manusia, binatang dan tumbuhan juga memiliki suatu keterkaitan. Tapi dalam kasus ini hanyalah manusia yang memiliki suatu kelebihan dan seharusnya memang harus ada yang memilikinya juga, sebagai suatu penyeimbang. Lantas, bagaimana kehidupan manusia dapat terjadi tanpa suatu penyeimbang?

Edward Witten dalam teorinya yang bernama M-Theory megemukakan bahwa suatu partikel yang dinamakan String memiliki sifat yang fundamental yang artinya tidak dapat dibagi lagi. Disini juga disebutkan bahwa String memiliki panjang saja atau berdimensi satu, namun ada String lain yang memiliki dua dimensi berbentuk lembaran tipis tanpa ketebalan yang disebut 'brane'. String pertama, hanya memiliki satu dimensi dan memiliki dua ujung yang bebas tertambat pada String lain yang memiliki dimensi yang lebih. Begitu juga dengan String dua yang bebas tertambat pada String tiga, dan seterusnya (anggap seperti saling membungkus).

    Dalam M-Theory dijelaskan bahwa ada sepuluh dimensi ruang dan satu dimensi waktu di alam ini. Kehidupan manusia ada pada String ke tiga. Apa buktinya? Buktinya adalah tiga dimensi ruang yang tempat kita berada yang memiliki sumbu x, y, dan z. Karena sifat dari String itu saling membungkus, tentu dimensi yang lebih rendah akan terlihat atau eksis dalam dimensi diatasnya.

Sekarang kita dapat mengerti bahwa kita tidak sendiri, segalanya yang kita lakukan akan terlihat di alam sana yang memiliki dimensi diatas kita. Begitu juga dengan ajaran pada beberapa agama yang meyakini bahwa apapun yang terjadi pada dimensi kita akan terlihat pada alam diluar dimensi kita. Sekarang sudah terbukti secara sains, walaupun masih belum dipercayai oleh sebagian orang tentang keberadaan alam lain ini.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana dimensi kita dapat berhubungan dengan dimensi lain? Jawabannya kematian. Entah apa yang mendasari saya beranggapan bahwa kematian adalah suatu jembatan yang menghubungkan antara string satu dengan string lainnya. Mungkin ini disebabkan kepercayaan yang saya anut tentang konsep kematian itu sendiri.

Penjelasan yang sedikit logis tentang kematian itu yang saya miliki adalah saat kita mati, arwah keluar dari jasad kita yang berdimensi tiga. arwah kita berdimensi nol, sehingga memiliki kebebasan untuk berpindah dari satu dimensi ke dimensi lain.

Tantangan selanjutnya adalah bagaimana kita dapat mengendalikan dan meguasai pola perpindahan itu. Dalam kata lain kita dapat berpindah dari dimensi satu ke dimensi lain tanpa harus melewati kematian itu. Entah dengan mengubah kita menjadi nol dimensi dengan menciptakan suatu forsa super-masive gravitation yang dapat mengubah sifat alami kita yang berdimensi tiga atau dengan cara lain yang tentunya tidak se-sederhana yang saya jelaskan tadi.

No comments:

Post a Comment